Source: Science Photo Library
Lebah madu adalah serangga yang sering kita jumpai di kebun, taman, atau sekitar bunga. Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah benar lebah madu mati setelah menyengat? Yuk simak penjelasannya!
Lebah madu memiliki alat pertahanan berupa sengat yang mengandung racun yang disebut venom. Ketika lebah madu merasa terancam atau terganggu, mereka akan menyengat sebagai bentuk perlindungan. Sengatan lebah madu tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi juga menyuntikkan venom ke dalam tubuh korban.
Ketika lebah madu menyengat, sengatnya akan tertancap ke dalam kulit korban dan melepaskan venom. Namun, sengat lebah madu unik karena dilengkapi dengan kait-kait kecil. Kait-kait ini menyebabkan sengat dan kantong venom tetap tertinggal di dalam kulit korban saat lebah berusaha melepaskan diri.
Proses ini menyebabkan kerusakan yang fatal bagi lebah madu. Sengat yang tertinggal di kulit korban masih terhubung dengan kantong venom serta beberapa bagian penting tubuh lebah, termasuk saluran pencernaan dan otot yang terlibat dalam proses menyengat. Saat lebah berusaha melarikan diri, bagian-bagian tubuh ini terlepas dari tubuhnya, menyebabkan kerusakan internal yang parah dan akhirnya kematian.
Kematian lebah setelah menyengat sebenarnya adalah bentuk evolusi yang menunjukkan betapa pentingnya koloni bagi kelangsungan hidup lebah madu. Dengan mengorbankan diri, lebah pekerja berusaha melindungi sarang dan ratu dari ancaman yang lebih besar.
Jadi, saat Anda melihat lebah madu di sekitar Anda, ingatlah bahwa mereka hanya akan menyengat jika benar-benar merasa terancam. Menghormati ruang dan keberadaan mereka tidak hanya menghindarkan Anda dari sengatan, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Ingin tahu lebih banyak tentang dunia serangga dan fenomena alam lainnya? Baca artikel lainnya di sini yuk!
Comentários